11 Maret 2025

Kebiasaan Silent Treatment & Unfollow Pasangan: Yakin Diterima Kerja Sama HR?

Kebiasaan Silent Treatment & Unfollow Pasangan: Yakin Diterima Kerja Sama HR?
by Kamilaturrahmah MD

Salah satu aspek yang diperhatikan saat proses rekrutmen HR adalah cara seseorang menangani konflik pibadi. Bagaimana memaksimalkan keterampilan komunikasi hingga peluang diterima HR? Simak artikel ini!

Dalam dunia profesional, kepribadian dan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain seringkali menjadi faktor penentu dalam kesempatan kerja. Salah satu aspek yang mulai mendapat perhatian dalam proses rekrutmen HR adalah bagaimana seseorang menangani konflik interpersonal, termasuk kebiasaan memberikan silent treatment atau bahkan memutus hubungan di media sosial, seperti meng-unfollow pasangan atau teman setelah bertengkar.

Mengapa Perilaku di Kehidupan Pribadi Bisa Berpengaruh pada Kesempatan Kerja?

HR tidak hanya menilai keterampilan teknis calon karyawan, tetapi juga aspek psikologis dan sosial yang mempengaruhi cara seseorang bekerja dalam tim. Jika seseorang terbiasa menggunakan silent treatment dalam hubungan pribadinya, ada kemungkinan pola ini terbawa dalam lingkungan kerja, yang dapat menimbulkan konflik dan menghambat komunikasi. Di era digital, banyak perusahaan menggunakan media sosial sebagai bagian dari proses rekrutmen HR. Jejak digital calon karyawan, termasuk cara mereka berinteraksi dengan orang lain di platform online, bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menilai karakter dan kemampuan bekerja sama.

Silent Treatment dan Unfollow: Tanda Kurangnya Keterampilan Komunikasi?

Silent treatment adalah strategi pasif-agresif yang sering digunakan dalam konflik interpersonal, di mana seseorang memilih untuk diam dan mengabaikan orang lain daripada menyelesaikan masalah secara langsung. Di tempat kerja, perilaku ini bisa sangat merugikan karena dapat:

  • Menghambat komunikasi dalam tim
  • Menyebabkan kesalahpahaman yang tidak perlu
  • Mengurangi produktivitas dan kolaborasi Begitu juga dengan kebiasaan meng-unfollow seseorang setelah perselisihan. Meskipun terlihat sebagai tindakan kecil, hal ini bisa mencerminkan kurangnya keterampilan mengelola konflik secara sehat, yang merupakan salah satu soft skill penting dalam dunia kerja.

Bagaimana Perusahaan Menilai Soft Skill dalam Proses Rekrutmen?

Soft skill, termasuk kemampuan komunikasi dan penyelesaian konflik, semakin menjadi perhatian dalam proses rekrutmen HR. Banyak perusahaan kini mengandalkan metode seperti:

  • Behavioral interview: HR akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kandidat menangani situasi sulit di masa lalu.
  • Tes psikologi: Beberapa perusahaan menggunakan tes kepribadian untuk menilai cara seseorang berinteraksi dengan tim.
  • Simulasi kerja: Calon karyawan mungkin diminta bekerja dalam tim untuk melihat dinamika interpersonal mereka. Jika seseorang memiliki rekam jejak buruk dalam menangani konflik secara dewasa, peluang mereka untuk mendapatkan kesempatan kerja bisa menurun.

Bagaimana Meningkatkan Peluang dalam Proses Rekrutmen?

Jika Anda ingin meningkatkan kesempatan kerja, penting untuk membangun keterampilan interpersonal yang baik. Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:

  1. Latihan Komunikasi Asertif
  • Belajar mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan jelas tanpa menyerang orang lain.
  • Menghindari sikap pasif-agresif seperti silent treatment.
  1. Meningkatkan Kecerdasan Emosional
  • Mengenali dan mengelola emosi dengan lebih baik.
  • Memahami perspektif orang lain untuk membangun empati.
  1. Membangun Jejak Digital yang Positif Menggunakan media sosial dengan bijak. Menunjukkan interaksi yang sehat dan profesional dalam dunia maya. Untuk membantu mengelola pekerjaan dan komunikasi secara lebih efektif, Anda bisa menggunakan AI Notulensi dari Widya Wicara. Alat ini sangat berguna untuk mencatat dan merangkum diskusi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan serta memperbaiki keterampilan komunikasi. Kenali Fitur Canggih Widya AI Notulensi ini Harus Dicoba! untuk mempermudah pekerjaan dan jadilah calon karyawan idaman HR!

Kesimpulan Dalam dunia kerja, soft skill sama pentingnya dengan hard skill. Kebiasaan seperti silent treatment dan unfollow pasangan atau teman setelah konflik dapat mencerminkan pola komunikasi yang kurang sehat, yang bisa mempengaruhi kesempatan kerja seseorang. Perusahaan semakin cermat dalam proses rekrutmen HR, termasuk dengan mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial calon karyawan. Oleh karena itu, membangun komunikasi yang baik, meningkatkan kecerdasan emosional, dan menjaga citra profesional di media sosial dapat membantu Anda lebih sukses dalam dunia kerja.

Chat